Kegemilangan AC Milan membuat banyak pihak yang menjagokan tim Rossoneri itu berpeluang meraih scudetto musim ini. Apalagi AC Milan masih menjadi satu satunya tim yang belum tersentuh kekalahan di kompetisi Liga Italia musim ini. Torehan sepuluh kemenangan dan empat hasil imbang menjadi bukti performa impresif AC Milan.
AC Milan pun berhak menduduki puncak klasemen dengan perolehan 34 poin. Tim asuhan Stefano Pioli hanya terpaut satu angka saja dari Inter Milan yang berada pada urutan runner up. Jika AC Milan mampu menjaga konsistensi performanya, bukan tidak mungkin mereka mengakhiri musim ini di posisi teratas.
Sekaligus meruntuhkan dominasi Juventus yang telah menguasai gelar juara Liga Italia dalam sembilan musim beruntun. Hanya saja peluang AC Milan untuk memenangkan scudetto musim ini justru ditanggapi berbeda oleh sang pelatih. Stefano Pioli selaku pelatih AC Milan menegaskan timnya lebih menargetkan untuk bisa kembali lolos ke Liga Champions musim depan.
Keinginan Pioli untuk bisa membawa kembali AC Milan merasakan atmosfer pertandingan Liga Champions terasa cukup wajar. AC Milan terakhir kali bermain dalam ajang kompetisi paling elit benua biru itu tepatnya pada musim 2013/2014. Hampir tujuh musim Rossoneri hingga saat ini belum lagi kembali ke kompetisi elite Benua Biru.
Sebagai catatan saja, Rossoneri merupakan salah satu klub paling sukses dalam mengoleksi trofi Si Kuping Besar. Klub yang bermarkas di Stadion San Siro itu hanya kalah catatan dari Real Madrid. AC Milan saat ini mengoleksi tujuh trofi Liga Champions, dimana era keemasan itu saat ini sangatlah sulit untuk kembali diraih oleh AC Milan.
"Kami akan bekerja untuk meningkatkan kinerja kami, dan ya target kami kembali ke Liga Champions," ujar Stefano Pioli kepada Corriere della Sera, dilansir Football Italia . "Klub tidak meminta apapun, mereka tidak ingin memberikan tekanan kepada kami,". Lebih lanjut, Stefano Pioli memuji peran dari para dalang dibalik layar kebangkitan AC Milan yang juga bekerja luar biasa.
"Maldini, Massara, dan Gazidis telah menempatkan kami dalam kondisi kerja yang ideal," akui Pioli. "Tapi kami semua sadar kami harus melakukan segalanya untuk membawa AC Milan kembali ke tempat semestinya, Liga Champions,". "Sudah lama hal itu hilang, itu tempat kami kami dan kami bisa melakukannya," tukasnya menambahkan.
Dalam waktu yang sama, Stefano Pioli tak bisa menyembunyikan kebanggaannya bisa melatih tim sekelas AC Milan. Atas kebangkitan yang berhasil ia ciptakan, Stefano Pioli semakin cinta dengan AC Milan pada saat ini. Kadar cinta yang ia miliki bahkan diibaratkan sebagaimana seorang laki laki yang ingin menikahi wanita idamannya.
"Jika Milan seorang wanita, mereka akan menjadi istriku," ujar Pioli. "Saya telah menikah selama 32 tahun dengan cinta dalam hidup saya, begitu pula AC Milan juga," tukasnya menambahkan. Bahkan, juru taktik asal Italia itu merasakan energi dan sesuatu yang ajaib ketika pertama kali ditunjuk sebagai pelatih AC Milan.
"Pertama kali saya memasuki Minanello, saya merasakan sesuatu yang ajaib, energi yang unik, tapi faktanya saya merasakannya lagi setiap pagi jam 8," ungkap Pioli. "Saya tahu saya merasa beruntung, dan saya akan melakukan segalanya untuk terus menerima ini, ya keburuntungan,". "Saya hanya selalu berpikir bahwa ada sesuatu yang bisa dipelajari dari semua orang, hari ini saya merasa senang dan dewasa, tidak seperti sebelumnya," tukasnya menambahkan.
Jika melihat kekuatan AC Milan saat ini, nama nama pemain seperti Ibrahimovic dan Kjaer menjadi dua sosok berpengalaman yang mendorong aspek mentalitas tim. Sementara, ada banyak pemain muda yang menghuni skuad AC Milan musim ini yang sejatinya itu menjadi kekuatan rahasia. Mulai dari Gianluigi Donnaruma, Matteo Gabbia, Alessio Romagnoli, Davide Calabria, Diogo Dalot, Sandro Tonali, Brahim Diaz, Alexis Saelemaekers, hingga Lorenzo Colombo.